Sumber: Ibupedia
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui oleh anak semenjak mereka lahir. Lingkungan ini terdiri dari ayah, ibu dan tentu saja anak. Hubungan antara anak dengan orang tuanya merupakan hubungan timbal balik dan terdapat interaksi di dalamnya. Interaksi antara anak dan orang tua ini memiliki sebuah pola, yaitu pola asuh. Pola asuh merupakan bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan definisi tersebut, maka pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam bagaimana anak akan tumbuh dan berkembang.
Seringkali muncul kekhawatiran orang tua akan pola asuh yang mereka terapkan untuk anak mereka sudah tepat atau belum. Apakah ada tindakan dalam pola asuh mereka yang justru menghambat anak untuk berkembang, dan masih banyak kekhawatiran lain yang dapat muncul.
Untuk menjawab kekhawatiran akan pola asuh terhadap anak, berikut beberapa pertanda bahwa pola asuh Bunda sudah tepat, yuk disimak!
Yang pertama, anak menunjukkan emosi. Terkadang sulit bagi anak untuk memperlihatkan emosinya dengan terang-terangan. Baik itu karena mereka belum paham bagaimana mengekspresikan emosinya dengan sehat, atau ada hal yang menahan mereka untuk melakukan hal tersebut. Ketika anak bisa mengungkapkan emosi mereka secara lisan seperti “aku marah”, “aku kesal sekali hari ini, mau menangis”,atau “aku senang sekali”, merupakan pertanda orang tua telah mengajarkan bagaimana mengekspresikan emosi dengan baik dan tidak mengajarkan mereka untuk menutupi emosinya. Karena terkadang ada orang tua yang justru melarang anak untuk mengekspresikan emosinya, seperti melarangnya untuk menangis terutama jika sedang di tempat umum.
Yang kedua anak bercerita saat punya masalah. Ketika anak memiliki suatu masalah, dan Bunda adalah orang pertama yang dicari oleh anak untuk menceritakan dan mendiskusikan solusinya, tandanya Bunda telah berhasil menciptakan rasa aman bagi anak, sehingga mereka mencari pertolongan kepada Bunda.
Yang ketiga, anak mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut. Ketika anak bisa berpendapat dan berdiskusi tanpa takut akan reaksi orang tua, tandanya orang tua telah membangun hubungan yang terbuka, mudah menerima, dan juga fleksibel. Banyak orang tua yang secara tidak sadar membatasi kebebasan anak untuk berpendapat melalui perilaku. Seperti mempertanyakan perilaku mereka atau bereaksi terhadap perkataan mereka yang Bunda tidak sukai.
Yang keempat, anda tidak memberi label ketika mengkritik anak. Bunda telah berhasil melakukan ini adalah ketika menghindari pemberian label seperti ‘anak nakal’, ‘dasar pemalas’, ‘serakah’ dan ‘buruk’ ketika mengkritik anak yang membuat kesalahan. Instead, Bunda memberikan masukan dan kritikan yang membangun, sehingga anak belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Yang kelima, mendorong anak untuk mengejar minat dan bakatnya. Ketika anak didukung untuk mengejar minat dan bakatnya, maka ia akan merasakan perasaan puas dan merasakan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk unggul dalam sesuatu. Namun perlu diperhatikan, pastikan kegiatan yang diikuti oleh anak benar-benar kegiatan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka, jangan karena keinginan orang tua. Karena dengan begitu anak justru akan terbebani dan kecewa pada diri sendiri ketika ia tidak berhasil dalam kegiatan tersebut.
Jadi begitulah pertanda bahwa Bunda sudah menerapkan pola asuh yang tepat pada anak, jika bunda melihat pertanda yang sama pada anak Bunda, then you're doing well. Keep it up!
Sumber:
Sumber: Parent.co.(2018, January 14). Seven Signs You’re Parenting Right According to a Clinical Psychologist. Parent.co.
Comentarios