top of page
Search

Picky eater? No more!

Writer's picture: Sekolah BinaanSekolah Binaan

Updated: Aug 4, 2023

Oleh : Kayra Ayana Maharizzati

Picky eating merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai oleh orang tua pada anak- anaknya. Kebiasaan memilih makanan ini biasanya ditandai dengan anak menyingkirkan, atau menolak makanan, bahkan sama sekali tidak mau menyentuh makanannya jika ada bahan yang tidak ia sukai. Picky eating, atau perilaku memilih-milih makanan merupakan kebiasaan yang umumnya dimiliki oleh anak-anak, khususnya umur 1 - 6 tahun. Anak picky eater cenderung menolak makanan atau bahan makanan yang tidak dikenal dan makanan yang memiliki rasa atau aroma yang tidak mereka sukai. Wortel, tomat, brokoli, dan sayur sayuran hijau lainnya, merupakan beberapa jenis bahan makanan yang cenderung tidak disukai pada anak.

Dalam jangka panjang, kebiasaan picky eating pada anak dapat menyebabkan gangguan makan, dan tidak terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan pada anak, terutama pada buah-buahan atau sayur mayur, hal ini perlu diperhatikan. Lalu, bagaimana caranya jika si kecil termasuk picky eater? Jangan khawatir, yuk, simak tips dibawah ini!


Get creative!

Dalam memasak, untuk jaga-jaga anak tidak mau makan makanannya karena ada bahan yang tidak disukai, kita harus lebih kreatif! Misalnya menyajikan menu yang anak sukai seperti spaghetti, namun dalam sausnya berikan potongan sayur atau diparut sehingga anak tidak menyadari ada sayuran di dalam makanannya. Bisa juga dilakukan pada menu lain, seperti, mencampurkan sayuran yang dicincang atau diparut ke dalam omelet, dalam sup atau bubur.

Kemudian, makanan juga dapat disajikan dengan lebih menyenangkan, seperti menggunakan cetakan kue bentuk bunga, beruang dan lainnya, supaya bentuk makanan terlihat lebih menarik.

Ada baiknya untuk melakukan trik seperti diatas supaya kita dapat memastikan bahwa nutrisi anak terpenuhi dengan baik.

Memasak pintar

Selain kreatif, kita juga harus pintar dalam memasak, maksudnya bagaimana? Semisal dalam sebuah menu, anak tidak menyukai sayuran yang dipakai, seperti tomat, tidak perlu mengganti ke saus tomat, tapi lebih baik diganti dengan sayuran yang sekiranya lebih disukai.

Jika anak tidak suka daging, ganti menjadi ikan atau ayam. Berikan alternatif yang anak lebih sukai sehingga kebutuhan gizi tetap terpenuhi!

Ketika mengenalkan anak ke menu baru, kita juga harus bersabar, karena anak yang memilih makanan pasti akan menginvestigasi makanan baru, dan belum tentu ia mau menyentuhnya. Untuk mendorong anak agar mau mencoba makanan baru, dapat disajikan dengan salah satu menu favoritnya, dan disajikan dengan semenarik mungkin!


Kenali tipe makanan yang anak suka dan tidak suka

Ketika menyiapkan menu, pastikan kita tahu selera anak, memaksimalkan chance anak untuk mau makan menu yang sudah disiapkan.

Misalnya, preferensi anak dalam tekstur. Kalau anak tidak suka makanan dengan tekstur yang benyek, maka berikan anak makanan yang teksturnya agak garing, seperti memanggang kentang supaya teksturnya lebih crispy, daripada direbus atau kukus. Selain tekstur, ketahui juga preferensi anak dari segi rasa dan aroma. Kalau anak tidak menyukai makanan dengan bau yang tajam, seperti bawang putih, maka hindari memakai bawang putih. Kemudian jika anak tidak menyukai sayuran yang agak hambar dan pahit, seperti brokoli, maka gunakan sayur dengan rasa yang lebih mild, contohnya jagung dan wortel.

Sebisa mungkin anak diberikan buah-buahan dan sayur-mayur dengan rasa yang cocok dengannya.


Ajak anak untuk terlibat dalam memilih dan memasak makanan!

Ketika berbelanja bahan makanan, coba ajak anak untuk ikut dan membantu dalam memilih buah, sayur, dan bahan makanan lainnya ketika berbelanja. Ia dapat memilih bahan yang menurutnya menarik, dan kita dapat memberikan edukasi kepadanya mengenai bahan itu juga, seperti menjelaskan khasiat dari bahan ini apa, rasanya bagaimana, sehingga anak merasa penasaran dan memilihnya.

Ketika memasak pun, ajak anak untuk membantu dalam proses memasak, seperti terlibat dalam mencampur bumbu, mencuci bahan, mengaduk adonan. Dengan begini, anak pun akan penasaran dengan hasil akhir dari makanan tersebut dan tertarik untuk mencoba.


Nah, dengan melakukan tips-tips diatas, kita dapat melatih anak supaya dia kedepannya tidak lagi memilih-milih makanan dan mulai membuka diri untuk mencoba makanan baru. Selamat mencoba!



Referensi


Fitriana, D. M., Pradany, R., Nand Rahmawati, A. (2019). Correlation of Picky Eating in Children’s Growth: A Systematic Review. Jurnal Ners, 14(3si), 08-111. doi:http://dx.doi.org/10.20473/jn.v14i1.16991


Astuti, E. P., Ayuningtias, I, F. (2018). PERILAKU PICKY EATER DAN STATUS GIZI PADA ANAK TODDLER. Midwifery Journal, 3(1), 81-85.


Gabriela,S. (2019, Desember 16). Si Kecil Termasuk Picky Eater? Jangan Panik, Atasi dengan 5 Cara Ini. Parapuan. https://nakita.grid.id/read/021955805/si-kecil-termasuk-picky-eater-jangan-panik-atasi-dengan-5-cara-ini?page=4


Rizqi, V. L. P. (2018, September 25). Ketahui Tipe Balita Picky Eater: Sensory Responder. Mother and Baby. https://www.motherandbaby.co.id/article/2018/9/11/10882/Ketahui-Tipe-Balita-Picky-Eater-Sensory-Responder





77 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


©2023 Proudly created with Wix.com

Made with ♡︎ by Bidang Pengabdian Masyarakat BEM Psikologi Undip

  • Instagram
  • YouTube
  • Facebook
  • Pinterest
bottom of page